Minggu, 11 Oktober 2015

Pengertian Teknologi Cetak Rotogravure



Pengertian Teknologi Cetak Rotogravure :
     Rotogravure secara etimologi terbagi menjadi dua pengertian yaitu roto atau rotern yang berarti berotasi atau berputar, dan gravure yang berarti cukil atau ukir.Sedangkan secara terminologi, pengertian rotogravure yaitu salah satu teknologi cetak dari teknik cetak dalam yang menggunakan acuan cetak berbentuk silinder yang berputar, dimana gambar dan atau tulisan pada acuan tersebut dibuat dengan cara dicukil ataupun diukir.

     Sebagaimana yang dituliskan diatas, teknologi cetak rotogravure merupakan teknologi cetak yang menggunakan prinsip dasar teknik cetak dalam, yaitu pada bidang yang mencetak (image area) letaknya lebih rendah atau dalam dibandingkan dengan bidang yang tidak mencetak (non image area) pada permukaan acuan cetak.

     Teknologi cetak rotogravure merupakan pengembangan dari fotografi dan teknik cetak rotasi yang menggunakan acuan cetak berbentuk silinder. William Henry Fox Talbot berhasil mengembankan film continoustone (model nada penuh) menjadi bentuk film halftone (model nada lengkap) pada tahun 1860 yang digunakan untuk menghasilkan gambar dari proses fotoreproduksi untuk semua teknik cetak. Dari perkembangan film haltone Auguste Godchaux berhasil menciptakan teknik cetak rotogravure reel-feed dan mendapatkan hak paten pada tahun 1860, kemudian tahun 1940 di proses cetaknya disempurnakan oleh Karl Klic (Klietsch) berkembangsaan jerman dan Samuel Fawcett dari inggris .

Karakteristik Teknologi Cetak Rotogravure:
     Teknologi cetak rotogravure memiliki beberapa ciri-ciri khusus yang dapat membedakan antara teknologi cetak rotogravure dengan teknologi cetak lainnya yang dapat dilihat dari dua sisi.
1. Pada karakteristik mesin cetaknya :
a. Acuan cetaknya berbentuk silinder,
b. Pada permukaan silinder cetak, bidang yang mencetak (image area)
    letaknya lebih dalam dibandingkan bidang yang tidak mencetak
    (non image area),
c. Raster pada teknologi cetak rotogravure berfungsi sebagai
    penahan tinta agar tidak keluar akibat gaya sentrifugal silinder
    acuan cetak dan sebagai tempat bertumpunya doctor blade,
d. Pada umumnya bahan cetak yang digunakan berbentuk
    gulungan atau rol, tetapi dapat pula berupa lembaran yang
    disesuaikan dengan mesin yang digunakan,
e. Sistem penintaan yang digunakan umumnya adalah
    sistem sirkulasi,
f.  Sifat tinta pada Teknologi cetak rotogravure relatif tipis
   dan encer, dan juga mempunyai daya alir yang tinggi,
g. Rakel (doctor blade) membantu penyatuan tinta pada
    permukaan silinder acuan sehingga tinta tertinggal pada
    bidang gambar dan atau tulisan (image area),
h. Silinder acuannya dibuat dengan cara diukir atau
   dicukil (gravure),
i.  Jenis pewarnaan yang digunakan pada pencetakan
    rotogravure yaitu cetakan multicolour dan separasi,
j.  Pada permukaan silinder acuan bentuk raster sama
    dengan besar dan kedalaman yang bervariasi sesuai model.
2. Pada karakteristik hasil cetaknya :
a. Seluruh permukaan cetaknya memiliki raster pada cetakan
    gradasi maupun cetakan blok, dan tebal tipisnya gradasi warna
    cetakan tergantung pada dalam dan dangkalnya hasil ukir
    sumur-sumur raster pada silinder acuan rotogravure,
b. Pada bagian pinggir cetakan berbentuk gerigi bila dilihat
    dengan lup, karena permukaan cetak beraster semua,
c.  Pada daerah cetakan yang bernada penuh atau shadow
     terjadi alur-alur seperti mutiara sebagai akibat tinta
     rotogravure yang encer setelah mengering pada
     permukaan bahan cetak.

Kelebihan dan Kekurangan Teknologi Cetak Rotogravure
Kelebihan teknologi cetak rotogravure antara lain :
1. Dapat mencetak diatas hampir semua bahan
    (board, paper, plastic film, aluminium foil, dll).
2. Secara umum kecepatannya tinggi 100-150 m/menit.
3. Konsistensi warna lebih stabil.
4. warna lebih cemerlang karena tintanya solvent base
   dan tidak dipengaruhi oleh air.
5. Dapat mencetak bentuk gambar endless termasuk
    bentuk spiral untuk aplikasi, sebagai label kaleng.
6. Silinder cetak tahan untuk long run, mencapai 40.000 m
    tergantung jenis bahan, tinta, rakel, dan mesin cetaknya
    itu sendiri.
Kekurangan teknologi cetak rotogravure antara lain :
1. Biaya pre-press tinggi karena harus membuat silinder.
    Tidak efisien untuk order-order pendek.
2. Waktu pre-press lebih lama dibanding offset.
    Membuat plate offset 2 jam selesai, sedangkan
    membuat satu set silinder (misal 5 warna) memerlukan
    waktu 15-20 jam.
3. Printing dengan memakai gulungan rol tidak seakurat
    cetak offset yang menggunakan lubang sheet.
    Untuk mengatasi hal ini maka dipakai pengontrol
    tegangan (tension control), pengontrol register (register control)
    serta alat pengontrol bagian pinggir pada mesin etak rotogravure.

Dalam perkembangan sistem pembuatan silider
acuan rotogravure terdiri dari :
         1. Sistem Etching (konvensional), yaitu dengan cara :
                       a. In Direct Etching
                       b. Direct Etching
        2. Sistem Electro Mechanical Engraving (EME), yaitu dengan cara :
                       a. Klischograph Laser Beam Engraving
                       b. Laser Beam Engraving.

PROBLEM PRINTING DARI NENEK MOYANG



mengenai problem utama printing adalah miss register/ cetakan yang ngak tepat antara 1 warna dengan warna yang lain… ini klasik problem yang selalu ada sejak dulu pada proses cetak baik itu Rotogravure ataupun offset
Ada masalah lain yang lain diantaranya adalah akibat dari kotornya tinta, bisa menyebabkan cetakan bergaris, atau media cetak yang dipakai bermasalah menyebabkan cetakan jari tidak baik
Mesin cetak rotogravure terbagi 3 bagian yaitu unit unwinder, unit cetak, dan unit rewinder. Proses cetak dilakukan pada unit cetak, yaitu dimana material film yang akan dicetak masuk ke unit cetak dan kemudian ditekan ke permukaan cetak oleh impress roll ke permukaan cylinder cetak. Pada permukaan cylinder cetak ini terdapat cell yang berisi tinta yang akan ditransferkan ke permukaan material cetak.
@ Hardi, yang anda katakan benar adanya cmy, k (k nya sendiri adalah visual color yaitu black atu white) yang disebut sebagai warna dasar, yang bisa dipadukan untuk membuat warna yang diinginkan dalam proses cetak. Ada warna lain yang kita sebut warna special, seperti gold atau deep blue, light blue dan lain-lain.
artinya jika kita mau buat sparasi warna butuh 5 cylinder bukan 4 yaitu black, cyan, magenta, yellow dan white (urutan tergantung dari cara kita mencetak surface print atau back print)

INTENSITAS



Intensitas, ialah dimensi yang menjelaskan cerah atau kusamnya suatu warna atau
suatu karakter yang menyatakan kekuatan atau kelemahan warna, daya pancar
warna dan kemurnian warna. Intensitas adalah kualitas warna yang menyebabkan
warna itu berbicara, berteriak, atau berbisik dalam nada yang lembut. Dua warna
mungkin akan sama namanya, misalnya merah, dan nilainya mungkin sama, tetapi
mungkin akan berbeda dari segi intensitas atau kekuatannya, yang satu mungkin
lebih kuat dari yang lainnya. Warna yang penuh intensitasnya akan sangat menarik
perhatian atau menonjol dan memberikan penampilan yang cemerlang. Warna yang
intensitasnya rendah subtil (halus, lembut)
Warna supaya lebih kelihatan menonjol dapat dilakukan dengan cara :
1. Mendekatkan suatu warna pada warna komplemennya, apabila dua warna
komplemen berdekatan, keduanya akan saling menonjol oleh karena itu salah satu
di antaranya harus diredupkan.
2. Mengkobinasikan suatu warna dengan hitam atau putih, keduanya dapat
menonjolkan warna lain.
3. Pengulangan sejumlah besar hue yang sama yang ada didekatkan dengan intensistas
yang lemah. Misalnya warna merah cerah dikelilingi merah yang diredupkan.
Pengurangan intensitas warna dilakukan dengan cara :
1. Mengkombinasikan sejumlah warna yanag terang dengan warna yang redup dari
hue yang sama. Misalnya warna kuning terang dikombinasikan dengan warna
kusam maka akan tampak lebih redup.
2. Mengkombinasikan warna terang dengan warna yang sangat redup dari hue yang
sedikit berbeda.
E. Kombinasi warna
Setiap warna akan indah dipandang jika digunakan sesuai dengan tujuan, dan
akan bertambah keindahannya jika dikombinasikan dengan warna yang cocok. Prinsipprinsip
desain berlaku pula dalam penggunaan warna.
Prinsip keseimbangan yang terkenal dengan “law of area” menyatakan bahwa
suatu area warna yang luas, efeknya harus tenang, dan sebaliknya jumlah yang kecil
diperlihatkan dalam warna yang kontras dan kuat. Mendapatkan keserasian dan
keselarasan dalam mengombinasikan warna dapat dilakukan dengan jalan meletakkan